Jumat, 12 Desember 2008

Kolaborasi Mutualisme

Sejak dahulu kala yang namanya kucing itu pasti musuhnya tikus. Tapi apakah pernah Anda perhatikan tikus yg dikejar kucing sampai terpojok, itu bagaimana reaksinya? Kali ini kita bahas kucing yg ukuran tubuhnya jauh lebih besar dari si tikus mungil, mengeong-ngeong, mengulur-ulurkan cakarnya kearah si tikus. Bermain main, mengancam si mungil karena sikucing berpikiran kalau dia menang dari segala aspek. Badan jauh lebih besar, taring dan cakar yg tajam dan situasi si tikus yg sedang terpojok dan gemetar karena ketakutan akan disiksa mati oleh sikucing. Situasi seperti inilah yg biasanya mampu membangkitkan kemampuan terpendam yg tidak pernah disangka-sangka oleh lawan.Si tikus mungil bisa saja nekad tidak pikir panjang (red: emang kucing ama tikus bisa mikir ?) dan menggigit hidung atau mata si kucing, kalau terjadi bukan tidak mungkin si kucing yang akan lari terbirit-birit dan kemenangan berada di pihak tikus mungil.

Didalam dunia bisnis kucing tadi diibaratkan perusahaan yg telah mapan, produknya yg telah merajai pasar namun merasa tidak puas bila masih ada perusahaan kecil (mis: perusahaan Ahok) yang masih menggarap pasar yang tidak terjangkau olehnya. Tipikal perusahaan seperti itu biasanya akan mengepung pasar tersebut dengan membuat produk pesaing dan sebagainya. Bayangkan bila suatu saat si Ahok mulai merasa terancam, dia akan mulai melakukan manuver apa saja asal dia bisa bertahan hidup, banting harga, membuat produk tiruan (toh Ahok sudah sangat terancam!) terpancing keadaan seperti ini perusahaan besar tadi mulai ikut menurunkan harga , mengurangi kualitas produksi, memperluas pasar dengan cara menjual kepada sembarang orang asal bisa mematikan pasar perusahaan kecil tersebut.

Disinilah mulai si perusahaan besar tersebut membuka kelemahannya sendiri. Biaya besar perusahaan di topang minusnya margin penjualan karena banting harga, piutang menumpuk karena penjualan kepada sembarang orang dan penurunan kualitas merusak brand image sendiri. Bila Ahok mampu menggunakan dan menyerang habis-habisan kelemahan tersebut, bukan tidak mungkin keadaan akan berbalik 360 derajat.

Jadi di zaman millenium ini, bunuh bunuhan sudah ngak laku lagi. Lebih baik bekerja sama saling membagi, tentu masing masing akan puas dengan porsinya. Idealnya perusahaan besar tersebut berkolaborasi* dengan Ahok, memberikan sedikit “jalan keluar” baginya. Memanfaatkan Ahok memproduksi barang, menjual bahan baku kepada Ahok ,membeli produk Ahok dengan harga yang saling menguntungkan, kemudian keseluruhan pemasaran dapat dilakukan perusahaan sendiri dengan merk perusahaan besar sendiri dan menjangkau pasar yang lebih luas lagi dengan adanya diversifikasi produk. Disini terjadi perusahaan besar senang Ahok pun senang. Win Win Solution.

Contoh konkrit Grup Astra, kolaborasi perusahaan antara Toyota dan Daihatsu substitusi inovasi produk otomotif malah menciptakan suatu market baru dengan project Xenia-Avanza, Terios-Rush. Penjualan project fenomenal ini sangat sulit bahkan hampir tidak mungkin disaingi oleh kompetitor otomotif lainnya.

* (red:mungkin ini yg dikenal umum sbg azas manfaat, saling memanfaatkan selama saling menguntungkan kan ngak ada salahnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar