Cao Zhi putra Cao-Cao sangat piawai membuat puisi “Paviliun Burung Perak “, tahukah Anda puisi inilah yang membuat Wu berani melawan Wei.
Zhuge Liang yang mengetahui rencana ini menawarkan aliansi melawan Cao-Cao.
Cao yang memiliki jumlah pasukan yg jauh lebih besar demi rakyat mereka. Sun Quan bimbang dan berdiskusi dengan jendral kepercayaannya Zhou Yu. Zhuge Liang dengan cerdik melantunkan puisi Cao Zhi “Dia akan memiliki kedua putri Qiao dan bersenang senang dengan mereka dari pagi hingga sore hari”. Sun Quan dan Zhou Yu sangat marah karena Zhuge Liang mengibaratkan isi dari puisi tersebut adalah bahwa Cao-Cao menyerang negeri Wu adalah untuk merebut istri mereka Da Qiao dan Xiao Qiao. Peristiwa ini yang menyebabkan Pertempuran Tebing Merah (Battle of Red Cliff).
Zhuge Liang memanfaatkan puisi buatan anak Cao Cao sendiri untuk mempengaruhi Sun Quan melawan Cao-Cao. Einstein Tiga Negara ini sudah tahu jauh sebelumnya bahwa makna sesungguhnya dari puisi tersebut adalah bercerita tentang keindahan Paviliun Burung Perak dan pilar jembatannya. Dimana kedua putri Qiao yang dimaksud dilafalkan dalam bahasa Mandarin yaitu Da Qiao dan Xiao Qiao adalah benar benar Pilar Besar ( Da Qiao ) dan Pilar Kecil ( Xiao Qiao ) jembatan Paviliun Burung Merak. Bukan istri dari Sun Quan dan Zhou Yu. Cerdik dan efektif bukan ? Tanpa harus memohon-mohon dan kerja keras mempengaruhi mereka. Biarkan mereka sendiri yg melawan dgn penuh amarah. Dan hasilnya Cao-Cao menderita kekalahan besar di Chibi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar